SEJARAH DESA BUNTER

Sejarah Desa Bunter

a.      Legenda Desa  (Sasakala).

              Berdasarkan narasumber para tokoh masyarakat yang masih ada sampai saat ini, dan berdasarkan sumber-sumber catatan buku-buku silsilah para leluhur zaman dahulu yang sekarangberada ditangan para keturunannya pada saat ini maka dapat dipaparkan gambaran-gambaran kondisi desa untuk dikaji,diteliti dan diketahui pada saat ini.

Asal kata atau nama Desa Bunter

              Konon zaman dahulu kala, diawali dengan kegiatan beberapa kelompok masyarakat didaerah terpencil hutan belantaradan dipinggiran (bantaran sungai yang melintas daerah tersebut sungai Cirende cai =air rende=cirri/ciciren=ciri).

Batas sungai tersebut yang berhulu dari daerah Panjalu dean Buniseuri dan hilir akhir disungai Ciliung dan Citanduy.

              Setelah berkembang pesat kegiatan-kegiatan kemasyarakatan juga banyak dilakukan dibantaran sungai tersebut sampai ke kegiatan pemerintahan pun banyak dilakukan ditempat tersebut, lahirlah Desa Bantar dan semakin berkembang pesat sampai ke daerah sekitarnya, yang diawali dari tempat tersembunyi, terpencil sampai lahir nama-namatempat termasuk Dusun-Dusun Desa Bantar menjadi Desa Bunter artinya Bun= Buni Ter= Terang  (Buni Terang) tersembunyi, terkenal kemana-mana. Selain anggapan itu ada juga anggapan lain mengenai asal-usul Desa Bunter cerita rakyat yang turun temurun yaitu Bunter asal dari Buntel, konon pernah terjadi ada pedagang yang masuk ke daerah itu berasal dari Jawa Tengah dan dibegal  (dirampok), sampai pedagang itu meninggal dan jasadnya tidak diketahui oleh yang lain hanya tinggal buntelan sisa barang buntel semakin berkembang menjadi Bunter, itu hany sebatas kepercayaan orang-orang pada mitos.

b.      Terbentuknya Desa Bunter

              Catatan Sejarah Desa Bunter menerangkan Dalem Prabu Singarante yang sekarang pusaranya berada ditempat Situs KMadukara dan Prabu dalem Kemuning yang sekarang pusaranya berada di Situs Keramat Dalem Nambo adalah awal sejarah dibukanya dan terbentuknyacultur masyarakat dan perkembangan daerah dari persinggahan sampai akhir hayatnya telah membuka jalur antara Panjalu dan Karangkamulyan dan telah melebarkan jalur antara Kota Cirebon – Kawali sampai Banjar Patroman jalur aktifitas dan jalur kegiatan transportasi terhubung hingga ke Kerajaan Galuh Pakuan yang sekarang Kabupaten Ciamis selatan,

              Laut Kidul Pangandaran Kabupaten Ciamis Utara Kabupaten Cirebon Kabupaten Ciamis BaratKabupaten Priangan Bandung Kabupaten Ciamis Selatan Cikalong Pamijahan Kabupaten Tasikmalaya. Konon Raja Galuh Pakuan Prabu Siliwangi ketika melintas ke daerah sungai Cirende menuju Kertabumi untuk menyaksikan mel;ihat menyabung ayamdi Keramat Karang Kamulyan dengan Ciung Wanara menyebrangi sungai Cirende terciptalah dan tewrsambung antara dua daerah kawasan yaitu dibuat jembatan Cirende yang pada waktu itu ketika zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1933. Dibuat oleh orang Hindia Belanda, mak terbuatlah jalan lalu lintas antara Banjar Patroman menuju Kawali Panjalu pada tahun 1940, Sasak Cirende sampai dengan tahun 1978 direhab  (diganti) pada tahun 1980 sampai sekarang.

              Pertama Desa adalah bantaran kali Curug Kelebut, konon di Curug Kelebut sering terjadi keanehan-keanehan, penduduk sering mendengar suara gamelan tanpa wujud danterjadi malam jum’at kliwon, disitulah Desa pertama namanya Desa Cijamika, tidak lama kemudian pindah ke daerah Nambo sesudah Nambo jadi Negara 356 tahun ke belakang konon terjadi perang Pajajaran, bedah perang diajang utamanya adalah Ki Dalem Raheut dengan Wirakencana Arya Kemuning pergi dari Desa Nambo membawa kuda Sembrani dengan membawa peralatan perang dirinya juru kuncinya Bapak Rawi, Bapak Kuwunya yaitu Wati. Tidak lama pindah lagi ke Desa Kolot Cikopet Bapak Santara punya anak namanya Rabin dan kewadanaannya berada dilokasi Gudang Parakan Dusun Cikondang, Bapak Rabin jadi Kuwu Desa Kolot dan berkembanglah Desa Bunter menjadi 2  (dua), Desa pertama yaitu Desa Kolot dan Cikancah dibagi 2 belah, wilayah- wilayah Desa Cikancahmempunyai Dusun Cisadap dan Dusun Barmanganti dan Desa Kolot menjadi 3 wilayah yuaitu Dusun Cibangban, Dusun Cikondang dan Dusun Cimacan, sepeninggalan tempat awal Desa Cijamika menjadi Dusun Bunter.

Asal – Usul

              Pada tahun 1860  (sezaman dengan penanaman kopi oleh colonial Hindia Belanda) Desa Bunter dan Desa Cikancahdisatukan/digabungkan oleh Kepala Desa yang bernama Rabin menjadi satu Desa yaitu Desa Bunter yang terletak di Dusun Darmanganti yang sekarang menjadi Dusun Desa sehingga struktur Pemerintahan Desa Bunter ada 7 Dusun yaitu :

  1. Dusun Desa (1 RW dan 5 RT)
  2. Dusun Cikancah (1 RW dan 6 RT)
  3. Dusun Cisadap (1 RW dan 5 RT)
  4. Dusun Cibangban (1 RW dan 6 RT)
  5. Dusun Cikondang (1 RW dan 6 RT)
  6. Dusun Cimacan (1 RW dan 4 RT)
  7. Dusun Bunter (1 RW dan 7 RT)

              Desa Bunter waktu Kepala Desa Rabin Juru tulis Bapak Nursilam, Kulisi Bapak Angga, ningkat kana ngabihi tahun 1907 , Bapak Nursilam turunan Cirebon Elang Adibratakusumah, tetapi pada tahun 1918 daerah Lemahneundeut yang termasuk wilayah Desa Bunter, dan Kewadanaan ada di Gudang Parakan Dusun Cikondang setelah ditinggalkan dan pindah ke daerahRancah dipisahkan oleh Ondernamen menjadi daerah yang dikuasai oleh Perkewbunan karet dan Coklat milik Pemerintah Kolonial Belanda yang sedang menjalankan system tanam paksa atau system perkebunan  ( Landelijk Stelsel) di daerah priangan  (Preanger Stelsel) termasuk Desa Bunter yang dijadikan daerah penanaman karet dan coklat pada waktu pusat Pemerintahan Desa yang terletak di Dusun Cikancah.

              Pusat Pemerintahan Desa yang terletak di Dusun Cikancah pada mulanya, pada tahun 1927 terjadi desakan dari masyarakat Dusun Bunter untuk memindahkan pusat Pemerintahan Desa keDusun Bunter akan tetapi masyarakat Dusun Cikancah menentangnya, sehingga timbul sengketa antara masyarakat Dusun Bunter dan Dusn Cikancah. Namun pada tahun 1932 sengketa itu dapat diselesaikan oleh Opas Kawedanan Rancah, penyelesainnya dilakukan dengan cara mengukur jarak antara Dusun Bunter dan Dusun Cikancah dimana letak tengahnya antara Dusun Bunterdan Dusun Cikancah. Hasil pengukuran tersebut menunjukan daerah darmanganti tepat berada ditengah-tengah antara Dusun Bunter dan Dusun Cikancah.

Bunter Tempo Doeloe Ternyata Seperti ini !!!!

              Pada tahun 1933 Dusun Cikancah dipisah menjadi 2 Dusun yaitu Dusun Cikancah dan Dusun Desa  (Darmanganti) sehingga samapi sekarang pusat Pemerintahan Desa Bunter berada di Dusun Desa. Pada tahun 1918 wilayah Desa Bunter sebelah Barat dan Selatan dirubah peruntukannya oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda menjadi daerah kehutanan seluas 350 Ha disebelah barat perkebunan karet seluas 85 Ha pada waktu itu Desa Buntertermasuk wilayah administrasi sub distrik  (Kecamatan Cisaga,distrik  (Kawedanan) Rancah, Residentie  (Kabupaten) Galuh, Imbanagara/Ciamis, Pemerintahan Hindia Belanda.